Dalam sebuah dialog group WA, sempat memanas karena ada perbedaan fokus
pada materi dialog. Dialog diawali dengan keluhan seorang teman (ibu
muda) karena anaknya sakit gondongen (saya tidak tahu secara medis
penyakit itu disebut apa), dia mengeluh karena anaknya rewel dan tubuhnya
panas, sementara dokter yang menjadi langganan dia sedang ada di luar
kota sehingga dia sedikit panik, minta saranlah dia ke anggota group
bagaimana sebaiknya.
Saranpun bermunculan, ada yang menyarankan dibawa kedokter lain, tapi si
ibu muda menolak karena sudah kadung cocok dengan dokter langganan dia,
ada juga saran untuk minum obat, dan berbagai saran lain yang menurut
saya sangat umum dan masuk akal, sampai ada teman saya (sebut saja si A)
yang menyarankan ke kuburan... Kok ke kuburan?
Menikmati Kopi Toba Samosir
Bagi seorang Adi W. Taroepratjeka, menikmati secangkir kopi hangat adalah salah satu ritual pagi yang sangat menyenangkan. Apalagi kali ini ia ditemani dengan pemandangan indah Danau Toba. Setelah menghabiskan tegukan terakhir, Adi siap untuk memulai penjelajahan menguak keunikan kopi dari daerah Toba Samosir.
Sudah lama daerah Toba Samosir menjadi lumbung penghasil kopi Arabika. Sangat disayangkan sebagian besar kopi dari daerah ini dijual ke daerah Siborong-Borong. Setelah berpindah tempat, nama kopi Arabika tersebut kini berubah menjadi kopi Linthong. Namun kini sebagian petani kopi Toba Samosir mulai memperkuat identitas kopi yang menjadi hasil jerih payah mereka itu.
Langganan:
Postingan (Atom)